Kenapa memilih bersalin normal dibandingkan operasi cesar??
Mari kita mengenal sekilas tentang cesar. Bedah cesar disebut juga c- section adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu dan rahim untuk mengeluarkan bayi [1]. Ada beberapa kasus yang mengharuskan ibu untuk bersalin dengan cara operasi cesar. Beberapa kasus itu antara lain : proses persalinan yang terlalu lama / kegagalan persalinan normal ( ada cerita dari teman, dia sudah pembukaan 6 tapi tidak bisa maju lagi akhirnya ia dioperasi ), plasenta previa ( plasenta menutupi jalan lahir), bayi terlalu besar ( makrosomia , berat badan bayi lebih rai 4,2 kg), ibu mengalami gangguan kesehatan ( pre eklamsia, kelelahan) pinggul sang ibu terlalu sempit atau tidak normal,[1] bayi sungsang tetapi tidak bisa lahir secara alami ( menurut dokter saya , bayi yang dalam posisi sungsang tidak boleh diinduksi, karena dapat membahayakan kondisi bayi, memutar posisi bayi pun saat ini sudah banyak yang tidak menjalankannya dikarenakan bisa memberikan rasa sakit sangat pada sang ibu juga berbahaya pada bayi).
Melahirkan dengan cara operasi berarti kita tidak mengalami kesakitan.
Beberapa orang memang tidak mengalami kesakitan, sakit yang dimaksud yaitu sakit / nyeri mulas mulas bila kita melahirkan dengan cara normal. Jadi beberapa orang ketakutan dan ingin menghindari rasa sakit mulas tersebut. Padahal jika ibu tahu , anda pasti tidak memilih persalinan dengan cara cesar. Persalinan dengan cara operasi cesar memiliki banyak resiko antara lain, operasi berarti dibukanya rahim kita dengan cara mengiris rahim secara melintang horisontal ( cara melintang vertikal sudah tidak pernah digunakan lagi dalam teknik operasi karena kemungkinan rahim robek lebih besar). Kita tidak pernah tahu, apakah luka sayatan operasi itu sudah pulih atau tidak. Kemungkinan rahim robek pun besar. Luka sayatan di perut kita bisa mengalami infeksi.Baca 21 resiko persalinan cesar.
Persalinan normal.
Persalinan normal adalah persalinan lewat vagina. Pada persalinan normal , proses diawali dengan rasa mulas dan keluarnya lendir bercampur darah dari vagina. Rasa mulas dan nyeri ( HIS) biasanya datang secara teratur, semakin lama semakin kuat dan semakin nyeri sampai anak berhasil dilahirkan.[2] Sangat berbeda dengan kontraksi palsu yang kita kenal dengan Braxton his, datangnya tidak teratur, terkadang lama tapi tidak menentu. Seperti yang pernah saya alami, proses kontraksi yang bermula pukul 5 pagi, dan waktu pun saya hitung, 15 menit sekali. Makin lama rasa mulas itu makin dekat, menjadi 10 meenit sekali , 5 menit sekali dan pukul 10 menjadi 5 menit 2 kali rasa mulas. Setelah masuk ruang bersalin, dilihat air ketuban belum pecah dan pembukaan hampir lengkap, setelah air ketuban dipecah barulah rasa mulas itu makin menguat dan lahirlah babyku. Luka / sayatan pada persalinan normal biasanya pada daerah perineum ( daerah antara anus dan vagina ) Biasanya perineum di gunting untuk memperbesar jalan lahir. Luka ini lah yang kita rawat, terlihat oleh kasat mata.
Tak kunjung mulas dan melahirkan operasi cesar mungkin bisa menjadi jawabannya. Tetapi tidak sedikit diantara ibu hamil yang ingin tetap dapat melahirkan secara normal , maka induksi merupakan jalan keluarnya. Induksi juga dilakukan untuk untuk menghindari komplikasi yang lebih berbahaya seperti gawat janin. Mendengar kata induksi , pasti yang terbayang pada ibu hamil adalah ketautan akan rasa sakit yang berkepanjangan. Benarkah induksi bisa sesakit itu ? Apa sebenarnya induksi itu? Mengapa harus dilakukan ?
Baca induksi pada persalinan.
Konsekuensi jika diinduksi , jika induksi tidak berhasil maka persalinan secara operasi cesar musti dilakukan. Beberapa ibu - ibu tidak mau menanggung resiko itu. Beberapa pun beralasan toh nanti kalo tidak berhasil akan cesar juga, beberapa tidak mau menanggung sakit nya induksi. Proses induksi tiap orang berbeda beda, ada yang menggunakan suntikan, ada yang melalui infus ( waktu persalinan anak pertama saya , saya menggunakan infus). Proses induksi ini pun memakan waktu yang berbeda pula, ada yang kurang dari 12 jam dan ada yang lebih dari itu adapula yang tidak berhasil. Ada yang merasakan sakit akibat rangsangan ini, adapula yang tidak merasakan apapun. Bagi saya yang telah mengalami proses induksi lebih dari 12 jam, proses itu lebih baik daripada saya mengalami operasi cesar. Terus terang setelah cesar , dan 10 bulan kemudian saya hamil lagi, rasa was - was menghinggapi hati. Karena menurut saran dokter , jeda waktu antara cesar dan kelahiran berikutnya minimal 2 tahun. Alhamdulillah di persalinan ketiga bisa normal.
Jadi setelah anda membaca sekilas coretan saya tentang persalinan normal dan cesar, anda memilih mana??? Anda sendiri yang tahu kondisi anda, semoga anda memilih yang terbaik bagi anda.
Jumat, 27 November 2009
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar